Dirut Perum Bulog Budi Waseso. (Foto: Istimewa)

BANDUNG, iNews.id - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso meminta masyarakat tidak perlu khawatir, apalagi takut terhadap isu ancaman krisis pangan pada pertengahan 2021. Sebab, Indonesia memiliki banyak alternatif cadangan pangan jika krisis beras benar terjadi.

"Menurut saya, memang di negara lain ada potensi krisis pangan, tapi di negara kita, tidak usah takut. Kita tidak usah takut atas kondisi iklim dan lainnya," kata Budi Waseso di sela sela pembukaan Jenderal Coffe Nusantara Buwas di Jalan RE Martadina, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/12/2020). 

Menurut dia, Indonesia memiliki banyak alternatif pangan selain beras sebagai sumber karbohidrat. Misalnya beras singkong, beras jagung, dan lainnya. Komoditas tersebut, juga baru saja diluncurkan oleh Perum Bulog. Pangan alternatif itu bisa didapatkan dengan melimpah dan tanpa terkena hama. 

"Itu namanya sagu, tidak ada serangan hamanya. Kita (Indonesia) punya 5,5 juta hektare tanaman sagu, 87 persen ada di Papua dan belum diolah dengan baik," ujarnya.

Dirut Perum Bulog menuturkan, tidak ada persoalan terkuat importasi beras yang dikhawatirkan sulit didapat dari beberapa negara. Jika hari ini Indonesia impor beras, bisa saja dilakukan. Tetapi hal itu justru akan merugikan petani.

"Kalau hari ini kita mau impor, bisa. Tapi persoalannya adalah produksi petani kita. Nanti kalau beras Vietnam dan Thailand masuk dan petani panen, siapa yang mau menyerap. Harganya jatuh, kan kasian petani. Selama kita masih produksi dan cukup, lebih baik kita gunakan untuk sendiri," tutur Budi Waseso.

Sementara itu, Perum Bulog meluncurkan produk barunya berupa Beras Singkong dengan merek BESITA atau singkatan dari Beras Singkong Petani.

Budi Waseso mengatakan potensi Indonesia yang kaya akan produksi singkong harus dimanfaatkan sebagai upaya pemerintah untuk mensukseskan program diversifikasi pangan.

“Produksi lahan singkong Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia dan sangat melimpah di tanah nusantara sehingga membutuhkan suatu gagasan untuk menciptakan alternatif pangan diluar beras. Maka kami melalui kerjasama dengan berbagai pihak telah memulai pengembangan singkong," kata Budi Waseso.

Mantan Kepala BNN itu menambahkan Indonesia memiliki potensi singkong yang sangat besar sekitar 85 persen dari luas singkong dunia yang tersebar di Sumatera, Maluku, Sulawesi, Papua, termasuk Jawa dan dengan tingkat produktivitas sangat tinggi. 

Untuk itu Perum Bulog memosisikan diri sebagai promotor dan fasilitator produk dan hasil olahan singkong untuk mendukung program diversifikasi pangan agar terwujudnya ketahanan pangan.

“Kami yakin singkong dapat menjadi alternatif pangan yang menjanjikan dan dapat menjadi kunci ketahanan pangan kedepannya. Banyak keunggulan dari pangan singkong dan produk turunan nya yang dapat menjadi faktor penguat agar pangan singkong dapat diminati oleh masyarakat Indonesia," ujarnya Budi Waseso.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network