BANDUNG, iNews.id - PT Bio Farma mendapatkan izin edar untuk vaksin konjugat tifoid (TCV) Bio-TCV. Vaksin ini bisa diberikan kepada anak mulai usai 9 bulan untuk mencegah demam tifoid atau akrab disebut penyakit tipes.
Izin edar vaksin tersebut diumumkan Institut Vaksin Internasional (IVI) setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pengembangan vaksin ini dimulai dari pengembangan praklinis dan uji klinis Fase I-III yang diikuti dengan dukungan teknis melalui perizinan lokal dan pengajuan prakualifikasi (PQ) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Perizinan ini diperuntukkan bagi Perusahaan Aliansi Vaksin untuk membeli vaksin tersebut untuk digunakan dalam penggunaan kesehatan masyarakat secara global. Dengan hasil penelitian ini, BPOM menyetujui vaksin tersebut untuk digunakan secara nasional pada individu usia sembilan bulan hingga 45 tahun.
Bio-TCV adalah vaksin polisakarida Vi yang terkonjugasi dengan protein pembawa toksoid difteri (Vi-DT), yang awalnya dikembangkan di IVI dan dialihkan ke Bio Farma pada tahun 2014.
“Bio TCV akan menjadi alat penting dalam pencegahan infeksi tifoid yang memberikan perlindungan terhadap penyakit ini sejak usia sembilan bulan,” kata Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya.
Keberhasilan pengembangan Bio-TCV ini merupakan bukti komitmen Bio Farma terhadap kesehatan global, memerangi penyakit menular melalui penyediaan vaksin yang aman dan berkhasiat serta memenuhi standar kualitas internasional.
Selanjutnya, kata dia, Bio Farma akan mengajukan dokumen untuk WHO PQ, yang jika tercapai akan menambah TCV dengan harga terjangkau ke pasar publik global. Sehingga akan tersedia untuk negara-negara berpenghasilan rendah melalui Global Alliance Vaccine Innitiative (GAVI).
Demam tifoid adalah penyakit demam yang berpotensi mengancam jiwa yang disebabkan oleh Salmonella typhi yang terutama menyerang anak-anak dan orang dewasa muda. Menurut WHO, diperkirakan terdapat 11 hingga 20 juta kasus tifoid setiap tahunnya, sebagian besar terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait