Apindo menilai tarif tes antigen di Indonesia masih cukup mahal sehingga penelusuran Covid-19 di kawasan industri menjadi tersendat. (Foto: Dok)

BANDUNG, iNews.id - Biaya tes antigen dan PCR di Indonesia dinilai masih cukup mahal dibanding negara lainnya. Akibatnya, proses testing dan tracing terutama di kawasan industri atau pelaku usaha menjadi tersendat. 

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ning Wahyu Astutik mengatakan, salah satu upaya membantu penurunan penyebaran Covid-19 selain vaksinasi adalah melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment).

"3T sebenarnya bisa menjadi kunci yang sangat penting untuk dilakukan, namun demikian akses untuk melakukan testing ini masih sangat rendah. Hal ini disebabkan biaya testing yang sangat mahal," kata Ning, Senin (2/8/2021).

Dia mencontohkan, di India, untuk melakukan tes PCR biayanya hanya sekitar 650 Rupee. Jika di rupiahkan di kisaran Rp130 ribu. Sedangkan di Indonesia harganya sudah berlipat-lipat dari itu. "Kalau harga PCR saja misalnya bisa cuma Rp130 ribuan, gimana dengan tes antigen? Pasti lebih murah," ujar dia.

Jika fasilitas untuk testing ini murah, maka masyarakat tentu lebih mampu untuk menjalani testing. Karena peserta testing meningkat, otomatis masyarakat yang terpapar bisa kedetect lebih awal dan bisa memiliki kesempatan besar untuk disembuhkan. 

Selain persoalan fasilitas testing yang mahal, Apindo juga menyoroti soal ketersediaan vaksin yang dinilai belum cukup memadai. Sehingga akses karyawan mendapatkan vaksin juga belum maksimal. 

"Kami berharap, akses karyawan untuk mendapatkan vaksinasi dipermudah," ucap dia. 


Editor : Asep Supiandi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network