SUKABUMI, iNews.id - Nama Mak Iyom (55) pedagang gula aren mendadak viral di jagat maya setelah dagangannya disita oknum petugas beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak, sisi kemanusiaan seakan ternodai dengan sikap oknum petugas seperti itu hingga membuat netizen geram.
Meskipun demikian, ada ketulusan yang ditunjukkan warga Dusun/Desa Manggis, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, ini. Dia mengiklaskan dagangannya disita serta tidak mempersoalkan keuntungannya yang hilang, menunjukkan hati Mak Iyom begitu mulia. Padahal dagang gula aren menjadi usaha andalannya untuk menghidupi keluarga sehari-hari.
Ya, Mak Iyom mengaku pada saat razia harus kehilangan gulan aren sebanyak lima bungkus atau seharga Rp100.000. Jika tidak disita, dengan uang sebesar itu, Mak Iyom dapat untung tidak seberapa sekitar Rp27.000. Mungkin bagi sebagian orang, uang sebesar itu tidak ada apa-apanya. Tapi bagi Mak Iyom, keuntungan yang didapat sangatlah berharga untuk makan keluarga sehari-hari.
"Pada waktu itu gula yang diambil sebanyak lima bungkus, kalo dinilai seratus ribu. Emak mah sudah mengikhlaskan, ga mau ketemu orang itu lagi, takut,” ujar Mak Iyoh," Jumat (6/8/2021).
Bagi Mak Iyom, usaha berjualan gula aren tidaklah mudah, dia harus berjalan kaki sejauh 7 kilometer dari rumahnya. Bukanlah jalan mulus dan beraspal yang dilalui sehari-hari, tapi jalan kampung dengan batu koral. Di saat turun hujan, jalan pun menjadi licin dan sangat berbahaya bagi Mak Iyom untuk berjalan kaki. Apalagi medan yang dilaluinya terkadang terjal dan curam.
Dia pergi dari rumah pagi-pagi sekali setelah sebelumnya menemui pengrajin gula aren yang ada di kampung. Setelah mendapat gula aren yang dibutuhkan kemudian barang dagangannya itu digendong dengan kain. Perjalan pun dimulai dengan menyusuri jalan kampung yang rusak. Sepanjang perjalanan dia acapkali menawarkan gula kepada warga di sepanjang jalan. Terkadang banyak warga yang membeli, tapi tak jarang pula dagangannya tidak laku.
"Paling Mak bawa 20 bungkus untuk dijajakan di sepanjang jalan. Kadang habis kadang juga enggak," ujarnya.
Sore harinya Mak Iyom kembali ke rumah dengan menyusuri jalan yang sama. Dia akan berusaha sampai di rumah sebelum waktu gelap. Sebab kalau kemalaman di jalan bisa repot karena minimnya lampu penerangan jalan.
Terkait viralnya peristiwa penyitaan gula aren, Mak Iyom mengakui pernah bercerita tentang kejadian itu ke beberapa langganannya. Akan tetapi dirinya tidak menyangka akan diunggah di media sosal atas curhatannya tersebut. Bahkan, persitiwa itu menjadi viral di media sosial.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait