BEKASI, iNews.id - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menilai diperlakukan tidak adil dalam pembagian bantuan fiskal atau keuangan daerah. Dia menyebut bantuan fiskal dari Pemprov Jabar kepada Pemkot Bekasi tidak sebanding dengan kontribusi yang sudah diberikan.
Rahmat membandingkan bantuan fiskal Pemkot Bekasi dengan Tasikmalaya. Kota Bekasi pada 2020 hanya mendapat Rp148 miliar, sedangkan Tasikmalaya mencapai Rp740 miliar.
"Bagi kami ini tidak adil, padahal sumbangsih Kota Bekasi ke Jabar lebih dari Rp3 triliiun. Kenapa bantuan ke Bekasi lebih kecil," kata Rahmat seusai mengisi Rapat Paripurna Istimewa di Gedung DPRD Kota Bekasi, Jalan Chairil Anwar, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Selasa (10/3/2020).
Sejauh ini, Kota Bekasi telah membuka komunikasi dengan Gubernur Ridwan Kamil. Protes dengan bantuan Fiskal 2020 sebesar Rp148 miliar, pada 2021 Kota Bekasi mengajukan sebesar Rp400 miliar lebih untuk kebutuhan masyarakat Bekasi.
"Semoga gubernur (Jabar) menyetujui, begitu juga dengan DPRD (Jabar) nya harus menyetujui juga," ujarnya.
Menurut dia, anggaran yang sifatnya bantuan dari provinsi tidak dapat diintervensi. Namun, kata dia, bukan serta merta provinsi dapat memberikan bantuan dengan nilai yang tak sebanding.
Rahmat bersyukur mendapatkan bantuan lumayan besar, tapi Kota Bekasi tetap merasa dianaktirikan oleh Jawa Barat. Apalagi bantuan dari DKI Jakarta lebih besar.
"DKI Jakarta sumbangsihnya lebih besar daripada Jawa Barat," katanya.
Pada usia ke-23 Kota Bekasi, Rahmat berharap agar segala kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah dapat dirasakan oleh masyarakat setempat.
"Pada 2020 ini kita lanjutkan pekerjaan, dan pada 2021 semoga apa yang semua kita (Pemkot) kerjakan dapat dinikmati masyarakat," katanya.
Editor : Muhammad Fida Ul Haq
Artikel Terkait