Permintaan warga untuk fogging cukup tinggi sehingga Dinas Kesehatan KBB cukup kewalahan. (Foto: doc/iNews.id)

BANDUNG BARAT, iNews.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai kewalahan memenuhi permintaan fogging di masyarakat sebagai antisipasi penularan Demam Berdarah Dengue (DBD). Tingginya permintaan tersebut seiring potensi peningkatan kasus DBD pada musim penghujan.

"Permintaan fogging sekarang meningkat, untuk bulan Oktober kemarin saja ada lima titik permintaan, padahal biasanya sebulan hanya satu," terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes, KBB, Nurul Rasyihan, Jumat (12/11/2021).

Menurutnya, meningkatnya permintaan fogging itu menandakan jika masyarakat sudah aware dan khawatir akan penyakit DBD. Selain fogging upaya yang bisa dilakukan juga adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan abatisasi.

Pihaknya sedang mengupayakan untuk memenuhi permintaan fogging di masyarakat secara bergilir. Namun tetap melihat ketersediaan dan personel yang ada, mengingat saat ini konsentrasi penanganan Dinkes juga masih sedang fokus ke pandemi Covid-19. 

"Memang di tengah pandemi Covid-19 ini, masyarakat juga perlu lebih peka mendeteksi gejala DBD mengingat hampir sama dengan gejala pada tifus maupun Covid-19," ujarnya. 

Ditanya soal jumlah kasus yang muncul, Nurul menyebutkan, sejak Januari hingga Oktober 2021 total terdapat 260 kasus DBD yang dilaporkan dan satu di antaranya meninggal dunia. Jika dibandingkan tahun 2020, jumlahnya memang menurun. 

Berdasarkan catatan tahun 2020, dari Januari hingga Desember ada 968 kasus dengan tiga orang meninggal dunia. Sementara jika hanya sampai Oktober, jumlah kasusnya mencapai 868 kasus dengan tiga orang meninggal dunia. Faktor yang menyebabkan kasus DBD pada tahun 2021 menurun, karena banyaknya kasus yang tidak terlaporkan. 

"Tahun ini kasusnya menurun karena ada kemungkinan banyak kasus yang tidak terlaporkan. Sebab sekarang ini Puskesmas dan rumah sakit masih fokus vaksinasi Covid-19 jadi DBD tidak terperhatikan pelaporannya," ucapnya.

Diakuinya, jika pencegahan DBD pada masyarakat hingga saat ini belum optimal. Penyebabnya dikarenakan masih pandemi Covid-19, sehingga pengawasan dan pelaporan tidak tercatat secara terperinci. 

"Kasusnya kan menurun hampir sepertiga dari kasus 2020. Tapi potensi penularannya tinggi karena sekarang baru awal musim hujan," ucapnya. 


Editor : Asep Supiandi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network