BANDUNG BARAT, iNews.id - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menutup pendidikan Sespimti Dikreg ke-30 di Sespim Polri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (27/10/2021). Dalam amanatnya, Kapolri mengatakan, dalam menjalankan tugas, pemimpin tidak boleh mudah terpancing emosinya.
Jika emosi mudah meledak, kata Kapolri, dapat berpengaruh kepada tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat. "Turun langsung ke lapangan agar tahu apa yang dirasakan masyarakat dan anak buah. Jaga emosi, jangan mudah terpancing. Emosi yang mudah meledak akan mengakibatkan perbuatan tidak terukur. Apalagi diberikan kewenangan oleh undang undang, maka tindakan (emosi) tersebut akan berpotensi menjadi masalah," kata mantan Kabareskrim Polri ini.
Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyatakan, pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi semua pihak. Sebagaimana, semangat dari lahirnya konsep Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan (Presisi).
Konsep Presisi akan bisa dirasakan oleh masyarakat dan internal kepolisian jika benar-benar diimplementasikan dengan baik. Dengan melaksanakan gagasan itu, maka Polri akan menjadi institusi yang semakin diharapkan oleh masyarakat Indonesia.
"Itu yang saya tuangkan dalam konsep Presisi. Bagaimana kita menghadirkan pemolisian yang prediktif, responsibilitas, dan mampu melaksanakan semua secara transparan dan memenuhi rasa keadilan. Ini menjadi harapan masyarakat dan tugas rekan-rekan untuk mampu mewujudkan semua ini dari level pemimpin sampai dengan pelaksana," ujar Jenderal Pol Listyo Sigit.
Kapolri menuturkan, konsep Presisi telah meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Polri berdasarkan survei di pertengahan tahun. Namun, belakangan ini tren positif kepercayaan itu mengalami penurunan karena adanya beberapa perbuatan oknum.
Namun, Kapolri optimistis, institusi Polri ke depan akan jauh lebih banyak diisi oleh orang-orang baik dan memiliki semangat perubahan untuk mewujudkan semangat Presisi.
"Survei di awal Oktober kita (Polri) turun karena ada penyimpangan anggota yang viral dengan cepat, didukung perkembangan teknologi informasi dalam dunia media. Ketika banyak anggota yang viral, maka itu menjadi koreksi bagi kita (Polri)," tutur Kapolri.
Perbuatan yang dilakukan oleh personel, kata Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, jika bersifat positif maka dampaknya secara organisasi akan positif. Begitupun sebaliknya.
"Jadi persepsi itu muncul menjadi generalisasi. Masih sangat banyak polisi yang baik dibanding oknum (yang melakukan pelanggaran) sehingga manfaatkan perkembangan teknologi untuk memunculkan terobosan kreatif dan positif," ucap Jenderal Pol Listyo Sigit.
Terkait kepemimpinan, ujar Kapolri, mengutip peribahasa, 'Ikan Busuk Mulai dari Kepala'. Dengan kata lain, segala permasalahan internal di kepolisian, dapat terjadi karena pimpinan bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajaran.
"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala. Kalau pimpinannya bermasalah, bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahan akan meneladani. Karena kita tidak mungkin diikuti kalau kita tidak memulai yang baik, kita tidak mungkin menegur kalau tidak jadi teladan, harus mulai dari pemimpin atau diri sendiri. Ini yang saya harapkan rekan-rekan mampu memahami. Hal yang dijalankan penuh keikhlasan akan menjadi buah keikhlasan. Tolong ini diimplementasikan bukan hanya teori dan pepatah," ujar Kapolri.
Jenderal Pol Listyo Sigit memastikan, berkomitmen memberikan reward bagi personel yang menjalankan tugas dengan baik dan bekerja keras melayani serta mengayomi masyarakat.
"Saya dan seluruh pejabat utama memiliki komitmen kepada anggota yang sudah bekerja keras di lapangan, kerja bagus, capek, meninggalkan anak-istri. Akan selalu komitmen berikan reward. Kalau saya lupa tolong diingatkan," tutur Jenderal Pol Listyo Sigit.
Sebaliknya, kata Kapolri, sanksi tegas akan diberikan kepada seluruh personel yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, atau melanggar aturan yang ada. Bahkan tak ragu untuk menindak tegas pimpinannya jika tidak mampu menjadi tauladan bagi jajaran dan melanggar aturan.
"Terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi. Jangan ragu melakukan tindakan. Kalau tak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi (Polri) yang susah payah berjuang," ucap Jenderal Pol Listyo Sigit.
Editor : Agus Warsudi
kapolri kapolri Listyo Sigit Penghargaan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Listyo Sigit listyo sigit prabowo kawasan lembang bandung barat kabupaten bandung barat
Artikel Terkait