Pasangan Akur saat Pilkada 2018 silam. (Foto: Dokumentasi/ADI HARYANTO)

BANDUNG BARAT, iNews.id - Masa kepemimpinan Bupati Aa Umbara dan Wakil Bupati Hengki Kurniawan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), sudah berlangsung tiga tahun pada 20 September lalu. Kalangan buruh di KBB menilai perhatian dan perlindungan kepada buruh belum sesuai harapan.

Diketahui, pasangan Aa Umbara-Hengki Kurniawan mengusung visi Bandung Barat Aspiratif, Kreatif, Unggul dan Religius (AKUR). Namun, jalannya roda kepemimpinan pasangan yang diusung Partai NasDem, PAN, Demokrat, dan PKS ini tidak berjalan mulus.

Aa Umbara ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi dana darurat bantuan Covid-19. Alhasil Aa Umbara menjadi bupati nonaktif, dan Hengki Kurniawan dinobatkan menjadi pelaksana tugas (plt) Bupati Bandung Barat di sisa masa kepemimpinan pasangan ini hingga 2023.

Sekelumit persoalan maupun keberhasilan turut mengiringi kepemimpinan pasangan Akur. Berbagai janji politik selama masa Pilkada tahun 2018 silam yang digaungkan untuk meraup suara terbanyak, masih coba untuk diwujudkan.

Salah satunya adalah janji perumahan murah bagi buruh dan akomodasi bagi karyawan yang ada di KBB dan sekretariat bagi serikat kerja. Termasuk juga minimnya perlindungan bagi buruh dan upah layak.

Sudir (50), buruh yang bekerja di perusahaan farmasi mengatakan, ada beberapa perusahaan yang bermasalah, namun belum dapat diselesaikan oleh Disnakertrans KBB.

"Selama tiga tahun kepemimpinan Akur, perhatian dan perlindungan kepada buruh belum sesuai harapan. Peran Disnaker KBB untuk kesejahteraan dan kepentingan buruh belum terlihat. Termasuk untuk masalah UMK. Jadi kalau buruh tidak bergerak, pemerintahnya tidak ada inisiatif untuk menyejahterakan buruh," kata Sudir, Sabtu (16/10/2021).

Selain itu, ujar dia, di bidang kesehatan meski ada BPJS Kesehatan namun kenyataannya masih bergantung kepada fasilitas kesehatan (faskes). Sementara untuk masalah sosial, sejauh ini buruh tidak mendapat bantuan sosial. Bantuan hanya untuk yang betul-betul membutuhkan.

"Selama tiga tahun kepemimpinan Aa Umbara-Hengki belum ada perubahan yang signifikan, tetap stagnan. Tiap tahun kalau mendekati akhir tahun buruh tidak melakukan pergerakan, UMK itu tidak ada perubahan atau kenaikan," ujarnya.

Sementara itu, pengurus serikat pekerja KBB Dede Rahmat mengatakan, buruh belum merasakan perubahan berarti sejak KBB dipimpin pasangan Aa Umbara-Hengki Kurniawan. Padahal, serikat buruh KBB memiliki kontrak politik dengan pasangan Akur saat masa kampanye tiga tahun silam. 

"Kontrak politik yang ditandatangani oleh kedua belah pihak (pasangan AKUR dan Serikat Pekerja), satu pun belum ada yang terealisasi. Buruh jelas kecewa," kata Dede Rahmat.

Kontrak politik tersebut, ujar Dede, menyediakan rumah murah bagi para buruh, mengadakan bus antar jemput gratis untuk buruh, menyediakan kantor serikat pekerja. Kemudian janji untuk selalu hadir dalam rapat LKS tripartit, meningkatkan anggaran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), dan masih banyak lagi. 

"Belum ada janji politik ke buruh saat kampanye dulu yang benar-benar terealisasi. Ini yang membuat sebagian besar buruh menaruh kekecewaan di tiga tahun kepemimpinan. Kita lihat saja dua tahun ke depan apakah janjinya ada yang terealisasi atau tidak?" ujar Dede.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network