BANDUNG BARAT, iNews.id - Pemerintah Desa Cintaasih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menyiapkan dua tempat relokasi bagi 30 kepala keluarga (KK) korban bencana pergerakan tanah. Dua lokasi alternatif itu diusulkan ke Badan Geologi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB.
Jika dinyatakan aman sebagai tempat tinggal, 30 KK, warga Kampung Gadung RT 01/09 yang terdampak bencana, akan pindah ke lokasi baru tersebut.
"Untuk tempat relokasi bagi warga Kampung Gadung RT 01/09 sudah ada dua lokasi alternatif. Tapi harus nunggu dulu kajian dari Geologi dan BPBD mana yang layak dan aman," kata Kepala Desa Cintaasih Deden Iban Saiban, Rabu (26/10/2022).
Deden Iban Saiban menyatakan, merelokasi 30 warga di Kampung Gadung, RT 01/09 tersebut sebagai upaya dari mitigasi bencana. Sebabnya pergerakan tanah yang terjadi semakin mengkhawatirkan, sehingga harus diambil langkah antisipasi sebelum terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
Pemerintah Desa Cintaasih, ujar Deden Iban Saiban, telah berkoordinasi dengan BPBD KBB dan Badan Geologi karena pergerakan tanah terus terjadi terlebih saat ini hujan terus turun setiap hari.
Akibatnya, dinding rumah, lantai, hingga pekarangan milik warga mengalami retakan dengan pajang dan lebar bervariasi. "Lokasi relokasi itu sebenarnya tidak terlalu jauh dengan tempat yang sekarang, jadi warga tidak merasa keberatan," ujar Deden Iban Saiban.
Seluruh biaya relokasi, tutur Kades Cintaasih, akan didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) KBB. Namun untuk lahan, warga yang menyediakan sendiri atas rekomendasi pihak desa dan Badan Geologi.
Diharapkan, kondisi lahan alternatif untuk relokasi, aman dan tidak rawan bencana, termasuk dari pergerakan tanah. "Pergerakan tanah ini sudah terjadi sejak tahun 2021, warga juga sempat diungsikan. Namun kini pergerakan tanah itu semakin parah akibat hujan. Makanya solusi jangka panjangnya sebaiknya direlokasi," pungkasnya.
Diketahui sebanyak 30 rumah di Kampung Gadung, RT 01/09, Desa Cintaasih, Kecamatan Cipongkor, KBB, rusak akibat pergerakan tanah. Kebanyakan rumah-rumah warga yang berada di satu kampung itu mengalami kerusakan seperti dinding rumah dan lantai keramik retak-retak sehingga rawan ambruk.
Editor : Agus Warsudi
bencana tanah bergerak pergerakan tanah fenomena tanah bergerak tanah bergerak bandung barat kabupaten bandung barat pemkab bandung barat pemda bandung barat apbd
Artikel Terkait